Senin, 09 Juni 2014

PROVINSI SUMATRA BARAT



PROVINSI SUMATRA BARAT      
Provinsi sumatra barat dikenal juga dengan nama ranah minang Minangkabau, yang menurut cerita-cerita kuno namanya disadur dari kosa kata “ menang “  dan “ kerbau “ (kabau). Konon ada cerita tentang pertarungan kerbau dari  Sumatra Barat dan tanah Jawa dimana dalam pertarungan tersebut kerbau dari Sumatra Barat yang “menang”(minang)  karena dibalik tanduk kerbau disisipkan pisau belati. Oleh sebab itu kerbau merupakan lambang suku Minangkabau. Hal ini tercermin juga dari bentuk atap Rumah Gadang, rumah adat, yang  digunakan sebagai tempat tinggal. Yang khas dari rumah tersebut adalah atapnya yang mencuat keatas yang berbentuk tanduk kerbau.
Pahlawan Bangsa : Sumatra Barat tidak kalah pula pentingnya dalam melahirkan berbagai pahlawan bangsa. Beberapa nama berikut ini merupakan “epitome” dari pengaktualisasian diri anak bangsa dari Sumatra Barat, antara lain Tuanku Imam Bonjol, Abdul Muis , Haji Agus Salim, Prof.Muhamad Yamin ,S.H., Sutan Syahrir, H. Rasuna Said dll. 
Orang “Padang” atau Minangkabau dikenal juga sebagai kelompok masyarakat yang erat persatuannya.  Hal ini tercermin dari keberhasilan mereka dalam dunia dagang. Eratnya persatuan mereka juga telah terungkap pada awal abad ke-20 tepatnya pada tahun 1918. Pada tahun ini  telah dibangun organisasi - Sarekat Adat Alam Minangkabau - dikalangan para penghulu dan bangsawan Minagkabau yang kemudian berkembang dikalangan fungsionaris adat dan pegawai pribumi.  Organisasi ini didirikan atas prakarsa Datuk Sutan Maharaja untuk memajukan masyarakat Minangkabau sesuai dengan nilai-nilai kebudayaan mereka. Didaerah pedalaman, pemimpin dan anggota organisasi berasal dari kalangan kaum bangsawan. Dalam waktu singkat, organisasi ini mendirikan cabang-cabangnya didaerah pedalaman, di pantai , dan dalam sarekat ini membuatnya sebagi sumber persatuan masyarakat Miangkabau.
Adat dalam Minangkabau yang khas di tanah air ialah sistem kekerabatan yang menganut garis ibu atau matrilineal. Sistem ini mengutamakan bahwa seorang ayah termasuk keluarga lain dari keluarga istri dan anak-anaknya. Tanggung jawab keluarga terletak pada saudara laki-laki dari ibu, yang disebut mamak. Dari sinilah kemudian timbul istilah ninik mamak.
Yang khas dari daerah ini adalah bahwa perkawinan dalam adat Minangkabau tidak mengenal mas kawin. Dalam adat Minangkabau, berlaku apa yang disebut uang jemputan yang diserahkan oleh keluarga pihak pria. Semakin tinggi kedudukan calon pengantin pria, semakin tinggi pula uang jemputannya. Jadi dalam adat Minang ini, pria dijemput/dipinang oleh calon istri yang dalam bahasa daerah Minang dikenal sebagai “dijapuik”.
Namun, menurut beberapa pemuka agama adat Minang, adat semacam ini kini sudah banyak ditinggalkan, terutama oleh golongan muda. Kebiasaan merantau pada pemuda Minagkabau membuat mereka juga mengenal adat suku bangsa lain, sehingga di antara adat Minangkabau yang mereka nilai tidak sesuai dengan jaman banyak yang mereka tinggalkan.
Suku-suku bangsa yang terdapat di provinsi ini adalah suku Minangkabau, Guci , Jambak , Piliang , Caniago , Tanjung , Pisang dan Sikumbang , Koto , Panyalai, dll. Serupa dengan provinsi lainnya ditanah air , Sumatra Barat juga memiliki seni Tari yang khas seperti tari Payung, tari Piring, tari Intan, tari Randai , tabuik, dsb. Lagu-lagu Minangpun banyak dikenal di tanah air seperti “ Ayam Den Lapeh, La Laruik Sanjo , Kambanglah Bungo dll. Tentu yang  tidak asing lagi di sebagian besar daerah-daerah di Indonesis adalah khas Padang yakni “Rendang” , “Kalio ayam”, dan “Sambal ijo”. Di berbagai kota ditanah air ini terdapat restoran Minang dikenal sebagai Rumah Makan Padang. 



Kekurangan dari referensi ini adalah kurang menjelaskan tentang detail sisi Provinsi Jambi, baik dari kota, dan disini tidak menjelaskan tentang ciri khas dari provinsi Jambi, disini hanya menjelaskan tentang sejarah dimasa kerjaan saja.

Kelebihan:
   Kelebihan disini memaparkan detail tentang sejarah dimasa kerajaan dahulu dan menjelaskan keadaan yang terjadi dimasa lampau.
MANUSIA INDONESIA DAN KEBUDAYAAN DI INDONESIA , TEORI DAN KONSEP
Sofia Rangkuti-Hasibuan
2002 Dian Rakyat
Diterbitkan oleh Dian Rakyat – Jakarta
Dicetak oleh PT.Dian Rakyat – Jakarta
Cetakan Pertama 2002
Studi Pustaka : Dr. Hj. Sofia Rangkuti-Hasibuan M.A (Manusia dan Kebudayaan Indonesia)
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar