PROVINSI SUMATRA
BARAT
Provinsi
sumatra barat dikenal juga dengan nama ranah minang Minangkabau, yang menurut
cerita-cerita kuno namanya disadur dari kosa kata “ menang “ dan “ kerbau “ (kabau). Konon ada cerita
tentang pertarungan kerbau dari Sumatra
Barat dan tanah Jawa dimana dalam pertarungan tersebut kerbau dari Sumatra
Barat yang “menang”(minang) karena
dibalik tanduk kerbau disisipkan pisau belati. Oleh sebab itu kerbau merupakan lambang
suku Minangkabau. Hal ini tercermin juga dari bentuk atap Rumah Gadang, rumah
adat, yang digunakan sebagai tempat
tinggal. Yang khas dari rumah tersebut adalah atapnya yang mencuat keatas yang
berbentuk tanduk kerbau.
Pahlawan
Bangsa : Sumatra Barat tidak kalah pula pentingnya dalam
melahirkan berbagai pahlawan bangsa. Beberapa nama berikut ini merupakan “epitome”
dari pengaktualisasian diri anak bangsa dari Sumatra Barat, antara lain Tuanku
Imam Bonjol, Abdul Muis , Haji Agus Salim, Prof.Muhamad Yamin ,S.H., Sutan
Syahrir, H. Rasuna Said dll.
Orang
“Padang” atau Minangkabau dikenal juga sebagai kelompok masyarakat yang erat
persatuannya. Hal ini tercermin dari
keberhasilan mereka dalam dunia dagang. Eratnya persatuan mereka juga telah
terungkap pada awal abad ke-20 tepatnya pada tahun 1918. Pada tahun ini telah dibangun organisasi - Sarekat
Adat Alam Minangkabau - dikalangan para penghulu dan bangsawan
Minagkabau yang kemudian berkembang dikalangan fungsionaris adat dan pegawai
pribumi. Organisasi ini didirikan atas
prakarsa Datuk Sutan Maharaja untuk memajukan masyarakat Minangkabau sesuai
dengan nilai-nilai kebudayaan mereka. Didaerah pedalaman, pemimpin dan anggota
organisasi berasal dari kalangan kaum bangsawan. Dalam waktu singkat,
organisasi ini mendirikan cabang-cabangnya didaerah pedalaman, di pantai , dan
dalam sarekat ini membuatnya sebagi sumber persatuan masyarakat Miangkabau.
Adat
dalam Minangkabau yang khas di tanah air ialah sistem kekerabatan yang menganut
garis ibu atau matrilineal. Sistem ini mengutamakan bahwa seorang ayah termasuk
keluarga lain dari keluarga istri dan anak-anaknya. Tanggung jawab keluarga
terletak pada saudara laki-laki dari ibu, yang disebut mamak. Dari sinilah
kemudian timbul istilah ninik mamak.
Yang
khas dari daerah ini adalah bahwa perkawinan dalam adat Minangkabau tidak
mengenal mas kawin. Dalam adat Minangkabau, berlaku apa yang disebut uang
jemputan yang diserahkan oleh keluarga pihak pria. Semakin tinggi kedudukan
calon pengantin pria, semakin tinggi pula uang jemputannya. Jadi dalam adat
Minang ini, pria dijemput/dipinang oleh calon istri yang dalam bahasa daerah
Minang dikenal sebagai “dijapuik”.
Namun,
menurut beberapa pemuka agama adat Minang, adat semacam ini kini sudah banyak
ditinggalkan, terutama oleh golongan muda. Kebiasaan merantau pada pemuda
Minagkabau membuat mereka juga mengenal adat suku bangsa lain, sehingga di
antara adat Minangkabau yang mereka nilai tidak sesuai dengan jaman banyak yang
mereka tinggalkan.
Suku-suku
bangsa yang terdapat di provinsi ini adalah suku Minangkabau, Guci , Jambak , Piliang
, Caniago , Tanjung , Pisang dan Sikumbang , Koto , Panyalai, dll. Serupa dengan
provinsi lainnya ditanah air , Sumatra Barat juga memiliki seni Tari yang khas
seperti tari Payung, tari Piring, tari Intan, tari Randai , tabuik, dsb.
Lagu-lagu Minangpun banyak dikenal di tanah air seperti “ Ayam Den Lapeh, La
Laruik Sanjo , Kambanglah Bungo dll. Tentu yang
tidak asing lagi di sebagian besar daerah-daerah di Indonesis adalah
khas Padang yakni “Rendang” , “Kalio ayam”, dan “Sambal ijo”. Di berbagai kota
ditanah air ini terdapat restoran Minang dikenal sebagai Rumah Makan Padang.
Kekurangan dari referensi ini adalah kurang menjelaskan tentang detail
sisi Provinsi Jambi, baik dari kota, dan disini tidak menjelaskan tentang ciri
khas dari provinsi Jambi, disini hanya menjelaskan tentang sejarah dimasa
kerjaan saja.
Kelebihan:
Kelebihan disini memaparkan detail tentang sejarah dimasa kerajaan dahulu dan menjelaskan keadaan yang terjadi dimasa lampau.
Kelebihan:
Kelebihan disini memaparkan detail tentang sejarah dimasa kerajaan dahulu dan menjelaskan keadaan yang terjadi dimasa lampau.
MANUSIA INDONESIA DAN KEBUDAYAAN DI INDONESIA , TEORI DAN KONSEP
Sofia Rangkuti-Hasibuan
2002 Dian Rakyat
Diterbitkan oleh Dian Rakyat – Jakarta
Dicetak oleh PT.Dian Rakyat – Jakarta
Cetakan Pertama 2002
Studi Pustaka : Dr. Hj. Sofia Rangkuti-Hasibuan M.A (Manusia dan
Kebudayaan Indonesia)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar